Lestarikan Pangan Lokal, Pemda Mappi Lakukan Penanaman Sagu Seluas 168,5 Hektar

Pemerintah Daerah Kabupaten Mappi, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Mappi bersama Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, serta (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) BRGM melakukan penanaman perdana pohon Sagu varietas lokal di Kampung Soba  Distrik Obaa, Jumat (9/9)


Penanaman bersama 24.264 anakan pohon Sagu dilahan seluas 168,5 hektar di 22 Kampung di Kampung Mappi dan perdana dilakukan di Kampung Soba Distrik Obaa dan penanaman sagu merupakan program revitalisasi ekonomi masyarakat oleh BRGM.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mappi Antonius Letsoin, S.P saat sambutan menyampaikan bahwa, kegiatan revitalisasi lahan gambut di kabupaten mappi disepakati dalam komunitas sagu, karena mengingat kondisi geografis daerah tersebut yang lebih banyak rawa-rawa. Secara ekologis sagu sangat bermanfaat di kabupaten mappi, karena melihat lahat gambut yang cukup banyak, dan mudah-mudahan ini bisa sesuai dengan tujuan dari restorasi lahan gambut.

"Kegiatan tersebut telah berjalan sejak tahun 2018 hingga tahun 2022 ini, dan kurang lebih ada 477 hektar yang tersebar di 11 Distrik dengan melibatkan 2.370 petani sagu. Di tahun ini budidaya tanaman sagu di lahan gambut seluas 168, 5 hektar dengan melibatkan 660 petani yang tersebar di 2022 kampung yakni Obaa, Soba, Muin, Madu, Rayam, Metin, Wairu, Masin, Tokom, Rep, Paidam, Yanpob Qarme, Kadam, Oyim, Wanggate, Marbin dan Yamui, dengan masing-masing luas lahan 8 hektar," ucap Kadis Pertanian dalam sambutan, Jumat (9/9/22).

Kata dia distrik Passue ada di dua kampung yakin kampung Kotiak dan Baitate, masing-masing ada 7 hektar, distrik Haju kampung Paqai seluas 6 hektar, distrik Assue kampung Leda dan Kanami masing-masing seluas 6 hektar. Anggaran untuk revitalisasi lahan gambut bersumber dari APBN yang tertuang di dalam biva BRGM tahun anggaran 2022, dan untuk budidaya tanaman sagu pembiayaan terbagi dua tahap yakni tahap pertama kegiatan sosialisasi, pembuatan rakit pembibitan, pengadaan peralatan, dan tahap kedua pengadaan bibit sagu, penanaman dan pembuatan papan nama kelompok.

"Pembiayaan lain untuk kegiatan penanaman sagu dinas pertanian tidak hanya mendapatkan dari BRGM, tetapi mendapatkan bantuan juga dari kementerian pertanian di tahun ini kurang lebih 200 hektar, dan dari dana otonomi khusus tahun ini kurang lebih 54 hektar yang ada di klaster II yaitu di distrik Minyamur, Haju dan Passue itu ada 9 kampung," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan Pengembangan Provinsi Papua, Yaconias Maintindom, S.P, M.Si mengatakan, pemerintah telah menjadikan kabupaten mappi sebagai lumbung pangan Papua dari sagu, karena dinilai kualitas sagu di daerah ini sangat baik, sehingga pemerintah terus upayakan untuk pengembangan sagu. Budidaya tanaman sagu dilakukan untuk menambah patih sagu dari 1 pohon yang menghasilkan 10 bola, kini dilakukan untuk menghasilkan sagu dari 1 pohon menjadi lebih dari 10 bola.

"Bapak kepala kampung bersama seluruh masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menjaga lahan sagu ini, untuk menjaga agar tidak ada kebakaran pada pohon sagu yang sudah dibudidayakan oleh pemerintah. Dan pemerintah provinsi Papua sangat mengapresiasi BRGM, karena selalu dan terus memperhatikan kami yang ada di wilayah Papua, dan semangat untuk menjaga tempat ini harus ditegarkan, supaya daerah ini bisa berikan manfaat yang luar biasa untuk kita semua," ungkap Kabid Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan Pengembangan.

Sementara itu Deputi Bidang Kontruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRGM Tris Raditian, S.T., M.M menyampaikan, wilayah kerja BRGM di seluruh Indonesia ada di 7 wilayah provinsi yakni di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. BRGM di provinsi Papua tidak terdapat pelakasanaan pembangunan infrastruktur lahan gambut R1 dan revegitas R2, dikarenakan kondisi gambut di Papua masih cukup baik, sehingga BRGM berfokus pada kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Jenis kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat meliputi abon ikan, pertanian padi, pengadaan alat tangkap ikan, peternakan babi dan perkebunan sagu, dan khusus kegiatan budidaya tanaman sagu di Papua menggunakan anggaran yang dikelola oleh dana Kehutanan dan lingkungan hidup provinsi Papua dan dilaksanakan oleh dinas pertanian di kabupaten mappi. Capaian BRGM di provinsi Papua tahun 2018 sampai 2020, yaitu kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat R3 sebanyak 69 lokasi, dan khusus untuk budidaya tanaman sagu telah dilaksanakan oleh dinas pertanian dengan total luasan 326 hektar," jelas Deputi Bidang Kontruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRGM.

Sementara itu Penjabat Bupati Kabupaten Mappi Michael R. Gomar, S.STP,M.Si mengatakan, atas nama pemerintah daerah kabupaten Mappi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BRGM yang sudah memberikan kesempatan pada pemerintah daerah melalui dinas kehutanan dan lingkungan hidup provinsi Papua untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada di daerah ini. Sagu ini ada yang ditanam dan ada yang tumbuh sendiri, kesempatan budidaya yang dilakukan melalui program prioritas, dengan melihat potensi sumberdaya alam yang ada di kabupaten mappi, maka kebijakan ini menjadi yang sangat luar biasa pada pemerintah kabupaten mappi.

"Pemerintah berharap dari tahun 2018 dan 2022 hingga sampai pada tahun yang akan datang, program kegiatan ini harus tetap berkelanjutan. Lalu pemerintah daerah melalui dinas pertanian akan tetap melakukan dukungan baik itu dalam pelaksanaan kegiatan dan dalam bentuk dukungan anggaran untuk perluasan dan budidaya tanaman sagu lokal di kabupaten mappi. Budidaya tanaman sagu tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas pertanian, tetapi harus menjadi tanggung jawab seluruh OPD yang ada di kabupaten mappi, terutama untuk pemanfaatan sagu untuk kedepannya,"jelasnya.

Penjabat Bupati menegaskan, di tahun 2023 mendatang pemerintah daerah akan membeli hasil olahan sagu, jadi masyarakat panen dan dibawah ke dinas ketahanan pangan, dan dinas-dinas  terkait. Untuk itu dinas tinggal memikirkan untuk pendistribusiannya kemana saja. Pemerintah akan alokasikan anggaran otonomi khusus di tahun depan untuk membeli hasil olahan sagu, padi, kelapa, pisang dan hasil perkebunan lainnya dari masyarakat setiap bulan.

"Pemerintah daerah melalui dinas terkait akan merencanakan untuk pembangunan pabrik sagu di kabupaten mappi, sehingga kalau kita mempunyai potensi sumberdaya alam sagu, tentu harus kita bangun dan siapkan pabrik sagu, sehingga sagu-sagu yang dipanen bisa diolah dalam bentuk apapun. Karena melihat dari kreativitas masyarakat di daerah ini yang bisa mengolah makanan dan minuman dari sagu, sehingga ini merupakan projek jangka panjang, supaya masyarakat bisa mendapatkan peningkatan kesejahteraan," pungkasnya.