Pemberdayaan Majelis Ta’lim Masjid Al-Hidayah Mopah Baru Merauke Oleh Dosen Teknik Pertanian Universitas Musamus Merauke

Merauke, Papua Selatan - Kolaborasi Dosen Teknik Pertanian dengan PATPI Cabang Papua: Tingkatkan Ketahanan Pangan Keluarga Melalui Aplikasi Hidroponik Rakit Apung Sederhana dan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Rumah Tangga Bersama Ibu-Ibu Majelis Taklim Masjid Al-Hidayah Mopah Baru Merauke.


Sebagai salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi pada Hari Rabu 07 Mei 2025 Tim Dosen dari Program Studi Teknik Pertanian Universitas Musamus melakukan kegiatan pengabdian Masyarakat pada Kelompok Ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Al-Hidayah Mopah Baru Merauke. Kegiatan pengabdian ini bertema “Ketahanan Pangan Keluarga Melalui Aplikasi Hidroponik Rakit Apung Sederhana dan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Rumah Tangga” dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Pertanian bekerjasama dengan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Cabang Papua.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Ketua Majelis Taklim Masjid Al-Hidayah Mopah Baru Ibu Joice Pesik, S.Sos.,M.Si dan dilanjutkan dengan pemaparan materi kegiatan oleh bapak Jamaludin, S.TP.,M.Si terkait Aplikasi Hidroponik Rakit Apung dan dari ibu Yosefina Mangera, S.Si.,M.Sc terkait pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga dengan metode ”ember tumpuk”. Setelah materi selesai dibawakan dilanjutkan dengan praktek bersama bagaimana menanam sayuran dengan metode hidroponik rakit apung sederhana dan pembuatan biokomposter ember tumbuk untuk pembuatan POC.

Untuk mendukung program pemerintah yang tertuang dalam ASTA CITA yaitu memantapkan sistem pertahanan melalui swasembada pangan dan ekonomi hijau maka dosen Teknik Pertanian Unmus melakukan pemberdayaan masyarakat dari lingkungan terkecil yaitu majelis ta’lim untuk memacu setiap keluarga agar dapat swasembada Tasake (Tanaman Sayur Keluarga) secara mandiri dengan pemanfaatan limbah. ” Jika setiap keluarga dapat swasembada pangan secara mandiri dalam hal ini yaitu sayuran, maka negara kita akan kuat” ungkap Jamaludin. Pemanfaatan limbah seperti jerigen bekas dan gelas bekas air mineral dapat digunakan sebagai wadah hidroponik rakit apung sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah oleh setiap keluarga. Selain pembuatan instalasi hidroponik rakit apung, ibu-ibu majelis ta’lim juga diajarkan pembuatan pestisida nabati dari berbagai bahan seperti daun pepaya, daun sirsak, bawang putih, dan lainya untuk pengendalian hama pada tanaman yang ditanam pada hidroponik rakit apung nantinya.

Hidrponik rakit apung dengan memanfaatkan limbah sebagai instalasi budidaya

Proses Pembuatan Larutan Nutrien oleh Anggota Majelis Ta’lim

Disaat yang sama dilakukan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah rumah tangga. Ibu Yosefina Mangera, S.Si.,M.Sc saat membawakan materi mengatakan bahwa limbah organik rumah tangga (buah dan sayuran) berpotensi untuk diubah menjadi pupuk organik cair (POC) maupun padat dengan bantuan bioreaktor Black Soldier Fly Larva (Magot lalat tentara hitam). Metode yang digunakan adalah metode ”ember tumpuk”. Ember bagian atas pada awalnya diisi dengan limbah buah-buahan untuk menarik datangnya lalat. Jenis lalat ini sangat tertarik dengan aroma buah-buahan. Lalat ini akan bertelur pada limbah tersebut dan telur-telur ini akan berkembang menjadi magot. Setelah magot berkembang dan semakin banyak maka ember bagian atas dapat ditambahkan dengan limbah sayur-sayuran maupun buah-buahan. Penambahan limbah buah-buahan, limbah sayuran dapat dilakukan secara berkala tergantung dari kapasitas ember bagian atas. Degradasi limbah pada ember bagian atas akan menghasilkan lindi yang tertampung pada ember bagian bawah. Lindi tersebut dapat dipanen dengan cara dimasukkan dalam botol sebanyak setengah botol dan dijemur pada panas matahari selama ± 1 bulan sampai lindi berwarna hitam dan beraroma lembut. Lindi yang sudah melalui proses penjemuran dan menunjukkan ciri-ciri tersebut menandakan bahwa lindi sudah dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dan dapat diaplikasikan ke tanaman, sedangkan limbah pada ember bagian atas yang sdh didegradasi oleh magot dapat langsung diaplikasikan ke tanah sebagai pupuk organik padat. Pupuk organik baik cair maupun padat mengandung unsur hara baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro yang sangat dibutuhan oleh tanaman, selain itu pupuk organik dapat meningkatkan kualitas kesehatan tanah. Pupuk organik yang diproduksi sendiri dapat mendukung ibu-ibu dalam memproduksi sayuran sendiri bagi rumah tangga sehingga dapat turut mewujudkan ketahanan pangan yang sehat dan aman bagi keluarga.

Proses intalasi ember tumpuk sebagai alat untuk dekomposisi limbah menjadi pupuk organik cair.

Ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Al-Hidayah Mopah Baru mengatakan bahwa sangat bersyukur atas kehadiran tim pengabdian dari program Studi Teknik Pertanian Unmus yang mengajarkan kepada mereka terkait budidaya hidroponik rakit apung sederhana dan pengolahan limbah rumah tangga untuk dijadikan sebagai pupuk dengan teknologi sederhana dan sangat mudah dilakukan. Terlihat antusias ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan praktek bersama dan aktif bertanya untuk lebih memahami cara penanaman dengan metode hidroponik maupun bagaimana cara aplikasi pupuk organik yang dihasilkan dari biokomposter ember tumpuk.

Ketua Program Studi Teknik Pertanian Unmus Ibu Dr. Mega Ayu Yusuf, S.TP.,M.Si sebelum menutup kegiatan mengatakan tansfer pengetahuan dan teknologi tepat guna kepada masyarakat menjadi kewajiban kampus dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tingga dan mewujudkan ”Kampus Berdampak” sesuai yang dicita-citakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.