REKOGNISI ORANG ASLI PAPUA


Melalui Buku Papua Road Map dituliskan dengan sangat baik mengenai konstruksi gagasan dan implementasi gagasan tentang rekognisi Orang asli Papua berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LIPI .Kajian sarat data empiris mengenai rekognisi yang dapat ditempuh oleh pengambil kebijakan di Tanah Papua.. Tidak akan rujukan tepat jika kita memahami ruang spasial kehidupan Orang asli Papua tanpa melihat konteks Diksinya .

  • Hal yang diakui
  • Pengenalan .
  • Penghargaan .

Tiga hal pokok ini menjadi alasan ini memiliki implikasi secara psikologis terkait dengan rumusan yang betapa rekognisi ini menjadi bagian penting yang harus diakui mengenai penghargaan. Bagi kehidupan orang asli Papua. Perlu merumuskan secara detail mengenai rekognisi yang sesungguhnya. Siapa dan dimana menjadi orang Papua yang dihargai di Tanah Mereka sendiri.

BUDAYA PAPUA DISEKITAR KITA.

Lanskap bahasa dari kehidupan di perkotaan kita dapat mengukur terhadap persoalan ini misalnya tata nama tempat , ruangan publik hingga pada area perkantoran resmi merupakan salah ukuran di antara berbagai variabel mengenai adanya pengakuan terhadap kepemilikan akan identitas serta ruang kultur . Menurut saya ada polemik pengakuan antara identitas keagamaan dan identitas kultur

PERDASUS

Perdasus adalah bagian dari upaya untuk merekonstruksikan gagasan mengenai reKognisi hal yang diakui . lokalisasi terhadap upaya ini memberikan makna yang konstruktif mengenai hal-hal yang sifatnya Proporsional terhadap keadaan masyarakat pribumi atau indigenous right. Hak-hak masyarakat pribumi terhadap ketentuan dan konstitusi .

Perlu upaya untuk revitalisasi Bagi pemertahanan bahasa dan Budaya . Pada area ini pemerintah mengambil peran. Upaya advokasi akan terus menerus dilakukan sehingga ada kesepahaman mengenai konsep Rekognisi Budaya orang asli Papua di hargai di Tanah Mereka sendiri(http://rmolpapua.id/.../suku-marori-menggey-terancam.../) . Pada aspek kognis semua mesti mengambil kesepakatan terhadap instrumen -instrumen budaya yang ada menjadi bagian penting dalam membangun dinamika bahwa dengan Keanekaragaman yang ada didalam diri orang asli Papua mereka menjadi bagian dari Budaya Indonesia .

IDENTITAS BUDAYA DI PERBATASAN 

Catatan untuk pengambil kebijakan agar memikirkan rekognisi( Penghargaan terhadap Identitas Orang asli Papua ) Dalam bentuk ornamen dan fitur-fitur dari sarana dan prasarana yang ada diatas Tanah Papua.

FRAME IDENTITAS

Dimana posisi orang lokal dalam kebijakan adalah sebuah renungan mendalam yang harus dijawab dengan baik oleh pengambil kebijakan. Ini perkara menempatkan isu lokal dan kognitif lokal dalam peta kognitif Kita . Betapa ini penanda akan kehadiran Otonomi khusus bagi kebijakan rekognisi.

Penghargaan untuk Orang asli Papua paling penting itu adalah memahami frame mereka bahwa ada identitas bawaan yang dibawa oleh mereka dalam peradaban mereka. Frame budaya ini harus menjadi simbol -simbol yang dikolaborasikan dengan identitas yang menjadi penanda.

Perlu penanda yang jelas bahwa hubungan antara Orang asli Papua dengan budaya mereka harus menjadi bagian penting yang harus dihargai dengan baik. Betapa pentingnya hubungan antara negara tetapi lebih baik hubungan kekerabatan antara dua negara ini dengan dipersatukan dengan simbol -simbol budaya .

Dimana identitas kita disitu kita merasa nilai-nilai kita sebagai Orang asli Papua dihargai. Fitur -fitur serta ornamen semoga menjadi pengingat ini harus dibangun sehingga keindonesiaan serta kepapuan kita menjadi nampak. Tetapi ini perlu waktu untuk membangun komunikasi dengan baik kepada pengambil kebijakan..

Semoga ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pengambil kebijakan baik vertikal maupun otonom bahwa sesungguhnya kearifan lokal adalah sebuah penghargaan terhadap jati diri dan identitas Orang asli Papua.

Oleh: Agustinus Mahuze (Penulis adalah Budayawan Asli Marind yang selama ini dikenal sangat fokus mengkaji berbagai hal tentang suku Marori Menggey yang merupakan penduduk asli Taman Nasioal Wasur)