Tidak sekeras PDIP, Nasdem dan Demokrat, Partai Gerindra sampai saat ini tidak bersuara lantang menolak penundaan Pemilu 2024
- Raperda Perlindungan dan Pelestarian Budaya Untuk Melindungi Masyarakat Boven Digoel dari Dampak Perubahan Nilai Budaya
- Bendahara OPD Boven Digoel Harus Perbaharui Pengetahuan Perpajakan
- Program Kesehatan Terpadu Dalam Open Tournament Futsal Bupati Cup I
Baca Juga
Direktur Eksekutf Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memprediksi Gerindra juga pasti akan menolak keras apabila Pemilu ditunda. Dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Argumentasi Dedi, jika Partai Gerindra berani ikut menunda Pemilu, maka bisa dimaknai Gerindra yang memiliki calon presiden Prabowo Subianto akan kehilangan momentum untuk bertarung kembali.
"Gerindra punya Capres Prabowo Subianto. Gerindra justru terancam kehilangan momentum jika 2024 tidak ada Pemilu," demikian kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/23).
Ia menekankan, jika benar inisiatif wacana penundaan Pemilu ini dari pemerintah, melalui Luhut Binsar maka mempertegas orientasi kekuasaan dari rezim pemerintahan Joko Widodo.
Pandangan Dedi, pasti ada agenda besar di balik wacana penundaan Pemilu 2024 tersebut.
"Tentu ada agenda besar di balik itu semua yakni memaksa dengan cara sewenang untuk mendapat tambahan waktu berkuasa," pungkasnya.
- Raperda Perlindungan dan Pelestarian Budaya Untuk Melindungi Masyarakat Boven Digoel dari Dampak Perubahan Nilai Budaya
- Bendahara OPD Boven Digoel Harus Perbaharui Pengetahuan Perpajakan
- Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilu Tingkat Distrik Semua Sementara Berjalan