Proses Hukum Ismail Asso Sementara Berjalan, Ketua PMKRI Himbau Umat Katolik di Tanah Papua Agar menahan Diri

Istimewa
Istimewa

Pasca di lapornya Anggota MRP Papua Pegunungan, Ismail Asso ke Ditreskrimum Polda Papua oleh sejumlah organisasi Katolik dan perwakilan Pastor beberapa waktu lalu, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) Jayapura, Jasman Yaleget, himbau umat Katolik agar bisa menahan diri.


“Harapan kami kepada umat Katolik di tanah Papua, bisa menahan diri dan tidak membuat tindakan yang berlebihan kerena  proses ini sementara di  tindaklanjuti oleh aparat keamanan, ,”imbaunya.

Jasman menyebutkan, pihaknya telah melaporkan saudara Ismail Asso bersama saudaranya Min Asso, yang telah mencederai atau menyebutkan Bapak Uskup Jayapura dengan kata-kata yang tidak beretika dan bermoral di setiap grup (WhatsApp) yang dibagikan, seraya berharap laporan ini bisa ditindaklanjuti oleh aparat keamanan.

Dikatakan Jasman Yaleget, Laporan tersebut bukan saja dari  Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia PMKRI, tapi juga Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) , Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Orang Muda Katolik (OMK) dan perwakilan para pastor,  tidak menutup kemungkinan warga biasa ikut datang untuk melaporkan hal tersebut.

Ditegaskan,  tindakan tersebut ada hal lain yang mungkin diciptakan dalam suasana hari ini, oleh karena itu, kami dari semua umat dan tokoh Katolik yang ada hari ini hadir meminta semua umat untuk menahan diri, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan bersama.

Ketua Pemuda Katolik Komda Papua, Melianus Asso mengungkapkan, pihaknya hadir di Mapolda Papua guna melaporkan Pak Ismail Asso sebagai ustad (tokoh agama), yang mana telah mencederai umat Katolik dan juga semua umat yang ada di Tanah Papua.

“Kami merasa kecewa atas pernyataan yang disampaikan dan kami merasa bahwa itu pernyataan yang salah, pernyataan yang keliru,” katanya.

Sementara Pastor Paulus Tandilinting, OFM selaku Pastor Paroki Gereja Katolik St. Fransiskus Asisi APO menyesalkan pernyataan  Ismail Asso yang dimuat di media online Jubi ketika seminar yang diadakan oleh SKPKC atau Fransiskan Papua belum lama ini.

Menurut dia yang  Bapak Uskup Jayapura Monsinyur Yanuarius Theofilus Matopai You menyampaikan agar pemerintah jangan memaksakan membangun kantor gubernur di atas tanah Walesi,  tapi harus berkomunikasi dulu.

“Karena suka tidak suka masih ada persoalan atau pro kontra, jangan memihak ke salah satu sehingga tidak menimbulkan masalah. Gereja atau warga tidak menolak pembangunan tapi hendaknya hal itu diselesaikan dengan baik dan bijaksana,” tandasnya mengutip pernyataan Uskup Jayapura.

Pastor Paulus Tandilinting pun mengingatkan,  bahwa uskup adalah simbol dari gereja katolik sedunia, karena uskup itu tidak dipilih oleh umat tapi langsung ditunjuk dari Roma, sehingga ketika menyerang uskup berarti sama dengan menyerang dan menghina orang katolik.

Ditempat yang sama mantan Ketua BEM Uncen Yoops Itlay mengakui perwakilan umat dan OKP komunitas Katolik Papua datang hari ini untuk melaporkan ujaran kebencian Ustad Ismail Asso kepada Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Theopilus Matopai You di media sosial WhatsApp (Wa) grup Wamena Empowerment.

“Kami meminta agar masalah ini segera diselesai melalui jalur hukum, dikarenakan persoalan agama bukanlah hal yang mudah di atasi di Negara ini ataupun tanah ini, sehingga kami meminta agar Ustad Ismail Asso mempertanggung jawabkan perbuatannya,” tegasnya.

Informasi yang diterima media ini, bahwa  proses  hukum terhadap Ustad Ismail Asso sementara berjalan.