Komunitas Merauke peduli yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial di undang dalam rapat dengar pendapat yang di adakan oleh DPRD Kabupaten Merauke, Kamis (16/6).
- Ketegangan Terjadi Antara PGRI dan Pemerintah Terkait Kegiatan Belajar Mengajar di Merauke
- Merayakan Seabad NU, Pj Bupati Mappi Ajak Nahdliyin Terlibat Aktif dalam Pembangunan
- RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Pemkab Mappi Bersatu dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Baca Juga
Menurut Charles Gomar selaku koordinator Merauke peduli saat diwawancarai RMOL Papua mengatakan bahwa Relawan Merauke Peduli diundang pada rapat tersebut guna menyampaikan dan memberikan data-data Masyarakat Merauke yang berhasil mereka kumpulkan.
Data tersebut adalah data masyarakat Merauke yang saat ini terjebak kebijakan Pembatasan Sosial dan tidak bisa kembali ke Merauke.
"Dalam rapat tersebut Merauke Peduli menyampaikan dan memberikan data-data yang telah terkumpul sampai dengan minggu kemarin ada sekitar 241 orang," Ucapnya.
Menurut lelaki yang juga merupakan pimpinan PT. Sumber Mandiri Jaya ini bahwa dari data yang diterima, bahwa sebagian besar masyarakat Merauke yang terjebak PSBB di luar kota Merauke adalah masyarakat Merauke dengan pekerjaan tidak tetap.
Sehingga pada umumnya masyarakat Merauke yang terjebak di luar Merauke saat ini mengalami kesulitan dalam biaya untuk bertahan hidup di luar Merauke.
"Dari data yang diterima hampir sekitar 60 persen itu adalah mereka yang tidak punya pekerjaan tetap, sehingga dari data yang diterima dan diolah lagi ada dua kesulitan utama yang dihadapi yaitu semakin menipisnya biaya kehidupan disana diantaranya karena harus menanggung biaya kos atau sewa rumah dan juga kehidupan sehari-hari," pungkasnya
- Bupati Hengki: Digoel TV Milik Semua Masyarakat Boven Digoel
- Manokwari di Guncang Gempa 4.8 M Tidak Berpotensi Tsunami.
- Kemenag Buka Seleksi Terbuka untuk 20 Jabatan Eselon II, Salah Satunya Papua Barat