Tanam Padi Perdana di Lahan Cetak Sawah Kampung Orang Asli Papua Kaliki, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke

Merauke, 31 Oktober 2024 – Dengan penuh rasa syukur dan antusiasme, kegiatan tanam padi perdana dilaksanakan di lahan cetak sawah Kampung Orang Asli Papua (OAP) di Kaliki, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan dalam pembangunan sektor pertanian lokal, termasuk anggota Yonif 757 dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Distrik Kurik.


Program tanam padi perdana ini dimulai di atas lahan seluas 20 hektare, bagian dari target besar untuk membuka lahan baru seluas 1.000 hektare. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan lokal, tetapi juga menjadi sarana bagi masyarakat Kaliki untuk mengenal dan memahami praktik pertanian modern. Dengan adanya pendampingan intensif dari pihak terkait, harapannya masyarakat Kaliki dapat lebih mencintai dan terlibat aktif dalam sektor pertanian di wilayah mereka.

Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos., S.H., M.Han., yang menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas Bawah Kendali Operasi (Dansatgas BKO) Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, hadir dalam kegiatan ini dan menyatakan bahwa kondisi cuaca yang mendukung menjadi salah satu faktor penting. Menurutnya, hujan yang telah turun selama dua hari terakhir di Merauke dan konfirmasi dari BMKG tentang awal musim penghujan menciptakan momentum yang tepat untuk memulai tanam perdana ini. Padi yang ditanam adalah jenis Inpari 32, varietas unggul yang tangguh dan sesuai untuk berbagai kondisi iklim. Proses penanaman dilakukan dengan metode tabur dan tabela paralon, teknik yang dianggap mudah diikuti oleh masyarakat OAP Kaliki dan diharapkan menjadi langkah awal bagi mereka untuk mengenal dunia pertanian dengan lebih mendalam.

Dukungan masyarakat atau Orang Asli Papua (OAP) di Merauke terhadap Program Strategis Nasional Cetak Sawah 1 juta hektare, yang diinisiasi oleh pemerintah pusat dan daerah, semakin memperkuat optimisme akan keberhasilan program ini. Program tersebut dipandang sebagai upaya penting untuk meningkatkan taraf hidup, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat asli Papua, khususnya di Merauke, serta merupakan langkah untuk mewujudkan swasembada pangan melalui sektor pertanian yang kuat.

Bapak Albert Mahuze, Ketua Adat Kampung Kaliki, turut mengungkapkan bahwa masyarakat Kampung Kaliki telah lama mendambakan lahan mereka dijadikan persawahan. Keinginan ini muncul sebagai bagian dari harapan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka, agar dapat sejajar dengan kampung tetangga, Kurik 6, yang telah lebih dahulu sukses dalam bercocok tanam padi.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menjadikan Merauke sebagai daerah penghasil pangan strategis di Papua, sekaligus memberdayakan masyarakat asli dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Dengan semangat kebersamaan dan harapan yang besar, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat Merauke.