Yayasan Santo Antonius Merauke (Yasanto), singkatan dari Yayasan Santo Antonius Merauke, adalah lembaga sosial yang kokoh berdiri di bawah prinsip-prinsip Pancasila, UUD 1945, dan semangat keberagaman dalam Kesatuan Republik Indonesia. Dalam wawancara eksklusif pada Jumat (1/9), Waka Fransiskus Xaverius, salah satu Penasehat Yasanto, mengungkapkan visi dan sejarah Yasanto.
- Pimpin Sidang Parade, Danrem 174 Merauke Seleksi Calon Taruna Geratis
- Sinergi PT. Berkat Cipta Abadi dan Pemda Merauke: Pembangunan Sekolah dan Program Beasiswa Kejutkan Kepala Dinas
- Kemenpora Gelar Forum Kepeloporan Pemuda Nasional di Bandung
Baca Juga
Didirikan pada tanggal 6 Desember 1979 oleh Pastor Daniel Siga, SVD, dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Bruder John Bouw, Kongregasi Tujuh Kedukaan, Marcus Joseph Foid, Drs. Frans Cia, serta tokoh-tokoh masyarakat dan umat Katolik, Yasanto telah menjadi kontributor utama dalam pengembangan masyarakat Merauke.
Salah satu fokus utama Yasanto adalah pendidikan. Sejak awal berdirinya, Yasanto berperan aktif dalam menyelamatkan Sekolah Teknik St. Yoseph yang sebelumnya telah ditutup. Dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersisa, Yasanto kemudian mendirikan Sekolah Teknologi Menengah (STM) Santo Antonius Merauke. Pastor Daniel Siga berupaya memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dengan mengundang guru-guru dari Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan tempat lainnya. Salah satu di antaranya adalah Waka Fransiskus Xaverius, yang datang dari NTT untuk mendampingi Kepala Sekolah Drs. Frans Cia.
Pada awal tahun 2000-an, terjadi perubahan nomenklatur, di mana STM berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Akibatnya, STM Santo Antonius Merauke menjadi SMK Santo Antonius Merauke.
Dalam konteks hukum, pengelolaan SMK Santo Antonius Merauke telah sesuai dengan Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2001 dan perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
Namun, kontroversi muncul sehubungan dengan pelantikan Kepala Sekolah di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kabupaten Merauke pada tanggal 28 Agustus 2023. Waka Fransiskus Xaverius, sebagai pihak yang terkait, mengekspresikan keprihatinan serius terkait pelantikan Ibu Sinur Pelita Sianturi sebagai Kepala SMK Santo Antonius Merauke. Mereka menganggap pelantikan tersebut sebagai pelanggaran hukum yang mencerminkan sikap arogan dan ambisi kekuasaan.
Sehingga menyikapi hal ini, Waka Fransiskus Xaverius dengan tegas mendesak Bupati Kabupaten Merauke untuk membatalkan pelantikan dan penunjukan Sinur Pelita Sianturi sebagai Kepala SMK Santo Antonius Merauke.
Yasanto, sebagai bagian integral dari komunitas Merauke, memegang teguh prinsip-prinsip integritas dan kepatuhan hukum. Dirinya berharap agar keadilan dan kepatuhan terus menjadi pilar utama dalam pengembangan pendidikan dan masyarakat Merauke.
- SMP N 1 Tanah Merah Umumkan Hasil Kelulusan Kelas 3, Dinyatakan Lulus 100℅
- Sengketa Pemilik Lahan, Ruang Kelas SMP Al-Ma'Arif NU Merauke di Palang
- PT. BCA SALURKAN BANTUAN SARANA BELAJAR KE SEKOLAH