2 Hari Pencarian, Warga di Terkam Buaya, Saat Dibelah Tersisah Potongan Kepala Manusia

Proses penangkapan buaya/net.ist
Proses penangkapan buaya/net.ist

Seorang warga di Distrik Simuri, Teluk Bintuni diterkam buaya saat hendak menjaring ikan. Korban atas nama Yeniman Bernard. Kejadian tersebut terjadi pada 28 Juni 2022 pukul 12.30 WIT di perairan Pesisir Sumuri.


Pencarian korban di pimpin oleh Kasat Polairud, Iptu Lukas Rosihol Limbong, dibantu anggota dari Polsek Babo, anggota Polairud Polres Bintuni dan warga setempat.

"Seorang warga bernama Yeniman Bernard diterkam buaya saat menjaring ikan di pesisir Sumuri," kata Kasat Polairud Teluk Bintu Iptu Lukas Resihol Limbong keterangan diterima.

Dikatakannya, pihaknya mendapat laporan dari Kapolsek Babo bahwa masyarakat yang diterkam oleh buaya pukul sekitar 12.30 WIT.

Selanjutnya, dari laporan itu, pihaknya menuju ke lokasi awal pertama korban diterkam buaya. Di lokasi itu pihaknya melakukan pencarian dari pagi hingga sore hari dengan speed boat milik Polairud dibantu perahu nelayan, namun korban belum juga ditemukan

"Kita putuskan lanjutkan pencarian keesokan harinya. Dengan kerja keras dan membuahkan hasil menemukan buaya itu dan berhasil menangkapnya sekitar pukul 29 Juni sekitar pukul 17. 00 WIT,"katanya.

Dikatakannya, karena buaya cukup besar sehingga pihaknya kewalahan menangkapnya namun berkat kerja keras buaya itu berhasil dilumpuhkan dan dievakuasi ke darat selanjutnyaa perut buaya di belah

"Kita bela perut buaya itu, kiat temukan tubuh korban ada di dalam perut buaya. Tubuh korban sudah tidak utuh hanya meninggalkan kepala,"ujarnya.

Ia mengungkapkan berdasarkan laporan masyarakat, sebelum kejadian korban sedang menjaring ikan bersama lima rekannya. Saat itu korban turun dari longboat sambil berenang tetapi posisi tangan korban memegang badan perahu. Di situlah korban tiba tiba di serang oleh hewan buas tersebut.

"Jadi korban Bernard sedang buang jaring. Itu keterangan saksi tiba tiba Bernard diterkam. Sempat ada terjadi tarik menarik namun karena buaya besar akhirnya tangan korban terlepas dari genggaman perahu,"ucapnya.

Ia mengimbau, kepada masyarakat khusus nelayan pesisir di Bintuni agar terus waspada karena kondisi air keruh dan berwarna coklat terindikasi banyak hewan buas.

"Kita tahu musibah selalu datang mengintai kita. Selaku Kasat Polairud mengimbau agar jangan paksakan turun dari perahu karena itu berbahaya bagi keselamatan diri," imbuhnya.