Jakarta – Moh Syahril Iryanto, alumni Universitas Indonesia (UI) dan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2018-2020, turut memberikan pandangan terkait polemik promosi doktor Bahlil Lahadalia di UI.
- Persiapan Pemilu 2024, KPU RI Gelar FGD Bareng Komisioner Terpilih Periode 2022-2027
- Separatis Papua Tewaskan 8 Pekerja Palapa Ring Timur, Nuning Kertopati Minta Segera Dilakukan Dialog
- Kasus Suap Pengesahan RAPBD Jambi Tahun 2017, KPK Panggil Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Haryanto
Baca Juga
Syahril menegaskan bahwa perjalanan hidup dan pencapaian Bahlil merupakan bukti ketangguhan seorang pekerja keras yang memulai kariernya dari bawah.
Syahril menyampaikan apresiasi kepada Teguh Dartanto, salah satu co-promotor Bahlil, atas klarifikasi yang telah diberikan terkait polemik ini. “Pak Teguh pernah mengajar saya di Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi UI. Beliau adalah sosok yang berintegritas dan memiliki kredibilitas akademis tinggi. Pengalaman belajar di UI membuat saya yakin bahwa para pengajar di sana selalu menjunjung tinggi standar dan etika akademik,” ujar Syahril.
Lebih lanjut, Syahril menggambarkan Bahlil sebagai sosok pekerja keras yang tidak mudah menyerah meski menghadapi banyak tantangan. “Orang yang memulai karier dari nol biasanya memiliki prinsip yang kuat dan ketangguhan mental. Ketekunan serta perjuangan yang ia tempuh memungkinkan Bahlil menyelesaikan studi doktoralnya dengan baik,” jelasnya.
Syahril berharap bahwa klarifikasi yang disampaikan oleh Teguh Dartanto dapat meluruskan berbagai persepsi dan meredakan polemik yang berkembang di masyarakat. “Saya yakin di balik perdebatan ini, ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup dan pencapaian Bahlil,” tambahnya.
Sebagai penutup, Syahril juga merangkum poin-poin penting yang disampaikan Teguh Dartanto melalui akun Facebook pribadinya terkait proses studi doktoral Bahlil Lahadalia:
- Alasan Memilih Program Doktor di SKSG UI: Bahlil memenuhi syarat administratif untuk menempuh program doktor karena memiliki gelar Magister dari Universitas Cenderawasih (UNCEN). Teguh menyarankan Bahlil memilih SKSG UI karena program ini lebih fleksibel dibandingkan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (FEB UI).
- Topik dan Motivasi Penelitian: Disertasi Bahlil berfokus pada kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia, mengevaluasi efektivitas kebijakan tersebut, dan mencari solusi untuk mengatasi dampak negatifnya.
- Kewajaran dan Validitas Proses: Bahlil telah memenuhi syarat publikasi ilmiah dengan artikelnya diterbitkan di jurnal SINTA 2 dan jurnal internasional bereputasi. Jurnal predator yang sempat dipakai tidak diperhitungkan dalam proses kelulusan. Ia juga melakukan penelitian lapangan di Morowali dan Weda Bay, serta mewawancarai para pakar internasional, seperti Dani Rodrik dan Ha-Joon Chang.
- Kualitas dan Etika Akademik: Tim promotor dan penguji bersikap independen dan tidak dapat dipengaruhi oleh suap. Penguji eksternal yang terlibat dalam sidang promosi, seperti Prof. Didik J. Rachbini dan Prof. Kozuke Mizuno, merupakan akademisi berkompeten. Tuduhan plagiasi yang menyebut kesamaan dengan skripsi UIN terbukti tidak berdasar, karena pengecekan similarity menunjukkan angka di bawah 10%.
- Durasi Studi: Bahlil menyelesaikan program doktor dalam waktu empat semester, sesuai dengan ketentuan Peraturan Rektor UI. Kasus kelulusan cepat ini bukan hal baru, karena sebelumnya Doktor Sugeng Purwanto juga lulus dalam 13 bulan.
- Kesimpulan: Teguh Dartanto mengimbau publik agar tidak terjebak dalam prasangka dan hoaks. Ia menekankan pentingnya penilaian objektif dan penghargaan terhadap integritas akademik Universitas Indonesia.
Sebagai pengingat, Teguh mengutip QS Al-Ma’idah ayat 8:
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil.”
Dengan penjelasan tersebut, Syahril berharap masyarakat dapat lebih bijaksana dan objektif dalam menilai polemik ini, tanpa terpengaruh oleh prasangka dan kebencian.
- Pemasangan Patung Jokowi di Mandalika Menuai Penolakan dari Kalangan Ponpes
- Survei Pemilu 2024: Golkar Geser Keperkasaan PDIP, PAN Tidak Lolos Senayan
- Demi Penyelamatan Organisasi, Pemuda Katolik Kota Jayapura Siap Gelar MAPENTA Dan MUSKOMCAB