KERAGAMAN suku, agama, ras, dan antar golongan yang mewujud kebudayaan nasional itu, menjadi pondasi utama dari konsensus nasional yang melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini.
- Gunakan Beragam Bentuk Geometri, Inilah Pemenang Lomba Logo HUT ke-2 JMSI
- Melintasi Warna-Warni Hidup: Kisah Hendrikus Petrus Resi, Sang Jurnalis Penuh Dedikasi
- Di HUT JMSI ke-2, Teguh Santosa: Ruang Publik Harus Diisi Jurnalistik Profesional dan Beretika
Baca Juga
Sulit membayangkan Indonesia berdiri tegak tanpa menyatukan unsur-unsur kedaerahan itu sebagai kekayaan materil dan spirituil bangsa. Kebhinnekaan dan kemajemukan Indonesia membuka ruang politik identitas dan primordialisme sebagai bagian dari eksistensi dan partisipasi masyarakat yang bersumber dari adat istiadat dan nilai-nilai leluhur.
Selama masih dalam interaksi sosial yang menyuburkan keharmonisan dan keselarasan, Kemunculan karakter kesukuan dan keagamaan dalam pergaulan sosial dan sebagai warga negara, harus dilihat wajar dan sah-sah saja.
Menjadi naif ketika memaksa orang atau komunitas untuk tercerabut dari akar kebudayaan dan dari tradisinya yang sudah menjiwai. Seperti memaknai kesadaran Ilahiyah, manusia tidak bisa memilih dilahirkan dari Ibu siapa, tempat dan sukunya.
Justru upaya yang mereduksi, menggerus dan mengeliminasi mozaik-mozaik etnik Keindonesiaan itu. Pada dasarnya telah melukai Panca Sila, UUD 1945 dan NKRI yang telah menjadi simbol dan representasi entitas negara bangsa Indonesia.
Dengan demikian, sepantasnya seluruh rakyat Indonesia semestinya bangga menjadi bagian dari suku dan daerahnya masing-masing.
Kehormatan dan kebahagiaan tersendiri karena telah menjadi orang kampungan. Hangat menyambut modernitas yang menggandeng liberalisasi dan sekulerisasi namun tetap kokoh berpijak pada keyakinan tradisional yang menyimpan makna dan nilai-nilai adiluhung.
Selamat menyadari keberagaman, demi menjaga kearifan lokal untuk menyelamatkan Indonesia. Karena Sejatinya tanpa kekayaan kultur dan natur, Indonesia hanyalah berupa fosil peradaban.
- Agama Konghucu, Imlek dan Ateisme China
- Lagu Peristiwa oleh Wizz Baker Resmi Dirilis, Menggugah Perasaan dengan Lirik yang Mendalam
- Luncurkan Logo HUT ke-3 JMSI, Gunakan Tipografi Nulshoc, Inilah Karakter, Filosofi Dan Artinya