Tak seharusnya seorang pejabat publik menyampaikan pemikiran rasis dan tak berkepribadian sebagai bangsa Indonesia. Pernyataan seorang tokoh bangsa yang juga pernah menjabat presiden, Megawati Soekarnoputri, tak bisa diterima.
- Skenario Jumlah Kursi di 3 DOB Papua Sudah Disiapkan KPU, Begini Simulasinya
- Teguh Santosa: Anggota JMSI Harus Kawal Pemilu 2024 agar Tidak Sekadar Prosedural, tapi juga Substansial
- Didampingi Nursalim, Kenius Kogoya Siap Mendaftar Ke KPU Keerom Besok
Baca Juga
Hal itu di sampaikan Arkilaus Baho Juru Bicara Partai Rakyat Adil Makmur Papua dan Papua Barat, keterangan yang diterima Kantor Berita RMOLPAPUA, Jumat (24/6). malam.
Ia berharap kepada kader partainya termasuk Presiden Jokowi. Megawati menyampaikan Papua mesti blending (percampuran) agar sama dengan Indonesia. Pernyataan "kopi susu" tersebut seakan Papua bukan Indonesia bahkan rasis.
"Ibu Megawati tidak paham Pancasila dan kebhinekaan yang menjadi perekat mewujudkan cita-cita bersama. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, adat istiadat serta budaya,"
Pernyataan Bos Partai berkuasa tersebut semakin menegaskan elite politik Indonesia tak punya konsep utuh dalam melihat persoalan Papua
Cara pandang yang cenderung rasis dengan melihat warna kulit harusnya sudah dikubur dalam-dalam.
Cara pandang bahwa Indonesia itu hanya satu warna kulit "uniform" suatu kegagalan fatal yang tak bisa ditolerir. Megawati tak layak jadi seorang pemimpin, apalagi mengurusi lembaga urusan Pancasila, Megawati seharusnya banyak belajar tentang peradaban bangsa ini.
PRIMA mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam melihat masalah rakyat, terutama Papua. Partai PRIMA menekankan perlunya pendekatan Papua melalui nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
- Keluhan Warga di Pemilihan Umum: Lokasi TPS di Payum Tak Sesuai Domisili
- Tidak Bisa dengan Jilat Kekuasaan, Usul Pemilu Ditunda Bikin PKB-PAN Dibenci Pemilihnya
- Gerakan Politik Nasionalis Ala Prabowo Berpeluang Menangkan Pilpres 2024