Mendukung Menteri Agama GP Ansor Papua Mengajak Masyarakat Papua Menolak Politisasi Agama Dan Sara

Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak ummat cerdas memilih dalam menentukan pilihan politiknya menjelang kontestasi Pilpres 2024, namun ada pimpinan Partai yang kepanasan hingga mengkritiknya terkait pencerahannya.


Memasuki tahun politik suda Sepantasnya Menteri Agama mengingatkan ummat bangsa untuk tidak terkontaminasi politik identitas dan cerdas dalam memilih pemimpin bangsa dengan embel-embel simbol-simbol agama, 

Pernyataan Menag Yaqut tersebut disampaikan dalam sambutan saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila Solo, Jumat (29/9/2023) pekan lalu. 

"Statement ini bukan statemen Buzer, hal ini sangat mendasar sebab kita punya pengalaman ketika Pilkada DKI dan Pilpres 2018 lalu, saat itu isu-isu agama dimainkan oleh kelompok berkepentingan untuk memenangkan kontestasi politik dengan mengorbankan anak bangsa yang terpecah-pecah dengan istilah cebong dan kampret, ini sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa kita, polarisasi cebong kampret alhamdulillah dengan cepat diredam oleh Pemerintah dengan mengajak lawan politik untuk berkolaborasi dalam membangun pemerintah dengan mengajak gabung dalam kabinet sehingga dengan sendirinya perpecahan ini berakhir," ungkap Ketua GP Ansor Papua, Gazali Husin Renngiwur, keterangan diterima Kantor Berita RMOLPAPUA.ID, Selasa (03/10).

Lanjut Gozali mengatakan, Nah sekarang isu-isu politik identitas coba dimainkan lagi, hal ini tentu menjadi atensi Menag kita untuk mengingatkan bahaya laten politik identitas.

"Bahwa ini dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, coba kita lihat jumat lalu sempat viral ada undangan sholat jumat berjamaah karena dihadiri pasangan capres dan cawapres tertentu, disisi lain itu mengajak orang untuk datang ke masjid untuk melaksanakan sholat namun kalau tidak kita sadari bahwa ini mengarah ke penggunaan simbol-simbol agama untuk kepentingan kelompok tertentu, mohon maaf saja ini sudah mengarah penggunaan media dan simbol-simbol agama untuk kepentingan kelompok atau calon tersebut”. Ungkapnya

Untuk itu, Pada kesempatan ini, saya selaku Ketua GP Ansor Papua, khususnya bagi masyarakat di Papua mari kita sama-sama menolak politik identitas yang mengarah ke SARA, dan mendukung apa yang disampaikan Menteri Agama Yaqut Qholil Qhoumas.

"Apa yang disampaikan beliau adalah pencerahan dan ajakan untuk mencerdaskan pemilih nanti di tahun 2024 ketika Pilpres agar hati-hati memilih calon pemimpin apalagi yang sudah memiliki trek record memecah belah anak bangsa berdasarkan identitas agama dan isu-isu murahan serta berbau SARA agar jangan memilih calon tersebut." Pungkasnya 

Selain itu ketua GP ANSOR Papua juga menyesali pernyataan Pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tidak mendukung pernyataan Menag bahkan justru menganggap pernyataan Menag sebagai perbuatan Buzer, dan akan menertibkan Beliau sebagai kader PKB, apakah pernyataan Gus Yaqut merugikan PKB dan Capres dan Cawapres yang diusung ? jika iya berarti politik identitas akan dipakai oleh calon yang diusung PKB di Politik 2024  ? jika tidak ngapain repot-repot menanggapi negatif pernyataan Menag dan seakan-akan merasa dirugikan, harusnya mendukung.