Mengenal Buah Matoa, Buah Khas Papua Yang Ternyata Punya Manfaat Sebagai Antioksidan 


Pernah mencicipi Buah Matoa? Buah matoa ini rasanya bermacam-macam loh!! Campuran dari rasa durian, kelengkeng dan rambutan. Penasaran Kan? Yuk kita gali lebih dalam lagi tentang Buah Matoa!!

Matoa yang memiliki nama ilmiah Pometia pinnata merupakan buah khas Papua. Di Papua, matoa tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dari pantai hingga pegunungan, dari tanah basang hingga tanah kering. Pohon matoa termasuk tanaman keras, pohonnya bisa tumbuh besar dan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. 

Pohon matoa, daunnya mirip daun rambutan, tetapi agak lebar. Umumnya matoa berbuah sekali dalam setahun. Musim berbunga dimulai pada bulan Juli sampai Oktober dan buahnya bisa dipanen 3 atau 4 bulan kemudian. Di Papua sendiri ada dua jenis matoa yang terkenal, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Matoa kelapa biasanya berwarna hijau dan tekstur daging buahnya kenyal dan kering. Sedangkan matoa papeda, berwarna merah keunguan, dan tekstur daging buahnya lembek dan sedikit lengket. Kulitnya cukup tipis, tekstur daging buahnya mirip kelengkeng dan rambutan yang unik adalah rasanya mirip buah durian legit dan segar.

Benarkah Buah Matoa berasal dan hanya terdapat di Papua? 

Meskipun dikenal sebagai buah khas Papua, ternyata matoa terdapat juga di berbagai belahan dunia. Matoa tumbuh tersebar mulai dari SriLanka dan Kepulauan Andaman melalui Asia Tenggara, sampai Fiji dan Samoa. Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, Jawa, Kalimantan, Malaysia dan Papua Nugini. Kenapa Buah Matoa terkenal sebagai buah khas Papua? 

Di Papua, pohon matoa tumbuh dan tersebar hampir disetiap daerah, antara lain : dataran Seko (Jayapura); Wondoswaar- pulau Weoswar, Anjai Kebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, Pami-Nuni (Manokwari); Samabusa-Nabire, dan pulau Yapen (Karyaatmadja dan Suripatty, 1997). 

Matoa Tumbuh berkelompok pada tempat-tempat tertentu di dalam hutan. Wajar saja jika matoa dikenal sebagai tanaman khas Papua dan menjadi flora identitas dan kebanggaan masyarakat Provinsi Papua.

Sedangkan di daerah-daerah lainnya, sebagainya juga bermacam-macam, antara lain : ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteng, lengsar, mustofa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah ini sebenarnya Juga dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, meskipun orang lebih mengenal buah matoa ini berasal dari Papua, namun tidak mengherankan jika buah matoa mudah dijumpai di daerah-daerah lainnya. 

Manfaat Buah Matoa 

Tanaman matoa (Pometia pinnata) diketahui mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenolik, terpenoid, serta vitamin A, C, E yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Matoa (Pometia pinnata) termasuk ke dalam keluarga Sapindaceae. Tanaman matoa biasa dimanfaatkan dalam bidang industri kayu untuk bagian batangnya dan dikonsumsi sebagai makanan serta obat tradisional pada bagian daun, buah, serta bijinya. Walaupun matoa dikenal secara luas, tetapi informasi terkait khasiatnya belum banyak diketahui. Kulit buah matoa memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi karena kandungan senyawa fenoliknya. Mekanisme kerja dari antioksidan sendiri adalah dengan cara oksigen reaktif (seperti hidroksil, superoksida, dan radikal peroksil) atau radikal bebas mendapatkan donor elektron/atom hidrogen yang berasal dari komponen antioksidan yang berupa molekul yang dapat mencegah oksigen maupun sel teroksidasi. Diketahui bahwa beberapa jenis makanan yang mengandung antioksidan dapat mencegah berbagai penyakit seperti penyakit yang bersifat karsinogenik dan lain sebagainya . Hampir seluruh bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan sebagai obat seperti daun, buah, kulit batang, kulit buah dan akarnya. Berdasarkan analisis fitokimia ditemukan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid pada ekstrak etanol kulit batang matoa. Senyawa flavonoid, tanin, dan saponin tergolong senyawa fenolik. Secara teoritis senyawa fenol memiliki sifat bakterisid, antibiotik, antelmintik, antiseptik, analgetik, antiinflamasi, meningkatkan motilitas usus, dan antimikroba. Kandungan Senyawa Matoa (Pometia pinnata) Buah matoa akan terasa segar jika dimakan sama seperti buah lain pada umumnya. Walaupun mengandung banyak vitamin C dan E, matoa ternyata mengandung glukosa jenuh pada buahnya. 

Sehingga saat mengkonsumsi buah ini secara berlebih akan membuat orang tersebut merasa agak teler atau agak mabuk dan keadaan tubuh menjadi tidak normal dan lemas tidak berdaya. Antioksidan akibat kandungan vitamin C pada kulit buah dan buah matoa digunakan untuk menangkal radikal bebas serta sebagai peningkat daya tahan tubuh. Selain itu, kandungan vitamin E ini dapat memberikan nutrisi pada kulit, meringankan stres, hingga mencegah risiko penyakit kanker dan penyakit jantung koroner. 

Selain bermanfaat sebagai antioksidan buah matoa juga bermanfaat untuk antara lain: 

  1. Menurunkan kadar gula darah Beberapa riset menunjukkan bahwa ekstrak buah matoa dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Senyawa fenolik yang terkandung dalam ekstrak buah ini diketahui mampu menurunkan penyerapan gula darah di usus, sehingga baik dikonsumsi untuk melindungi Anda dari penyakit diabetes. 
  2. Menjaga kesehatan jantung Manfaat buah matoa dalam menjaga kesehatan jantung datang dari efek antioksidan polifenol di dalamnya yang mampu mengurangi peradangan, menurunkan tekanan darah, sekaligus mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Dengan khasiat ini, Anda akan terlindungi dari penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, serangan jantung, dan stroke. 
  3. Melancarkan pencernaan Buah matoa telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu melancarkan pencernaan.Manfaat buah matoa ini diduga berasal dari kandungan antioksidan di dalamnya yang mudah diserap oleh usus, mampu meningkatkan jumlah bakteri baik atau probiotik, dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat pada usus.Jika pencernaan lancar, risiko Anda untuk terkena berbagai masalah pencernaan, seperti sembelit, diare, hingga penyakit radang usus, akan berkurang. 
  4. Mencegah penyakit kanker Berkat kumpulan senyawa bioaktifnya, buah matoa juga berpotensi untuk mencegah penyakit kanker. Aktivitas antioksidan dari senyawa bioaktif ini diketahui mampu melawan radikal bebas berlebih dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh. Kerusakan tersebut dapat berujung pada kerusakan organ hingga tumbuhnya sel kanker. Kandungan nutrisi matoa: air (7650 cg), energi (0,09 kkal), protein (120 cg), lemak (10 cg) , karbohidrat (2110 cg), serat (50 cg), abu (110 cg), kalsium (20000 µg), fosfor (40000 µg), besi (600 µg), natrium (10000 µg), kalium (19 cg), tembaga (300 µg), seng (600 µg), β-Karoten (2 µg), vitamin B1 (180 µg), vitamin B2 (90 µg), vitamin C (5,4 cg), niasin (500 µg). Diketahui bahwa adanya aktivitas inhibitor αglukosidase yang terdapat pada ekstrak kulit batang matoa yang memiliki manfaat sebagai antihiperglikemik. Matoa (Pometia pinnata) mengandung vitamin C yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Antioksidan sendiri berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan cara melawan atau menantang radikal bebas dalam tubuh. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa pada ekstrak batang dan kulit matoa diperoleh nilai IC50 lebih dari 70 ppm di mana pada nilai ini aktivitas antioksidan tergolong kuat. Selain itu, potensi pengembangbiakan matoa (Pometia pinnata) di Indonesia dapat dilakukan secara generatif (melalui biji) maupun vegetatif (melalui cangkok, okulasi, atau teknik kultur jaringan). Tahapan dalam pengembangbiakan matoa (Pometia pinnata) dilakukan dengan cara pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga pemanenan.

Penulis adalah Sri Rizki Amelia Mahasiswa profesi dietisien universitas esa unggul.