Skandal di Perayaan HUT ke 1 Provinsi Papua Selatan: Arogansi Pegawai Pemerintah Merusak Suasana Acara!

Peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Papua Selatan yang pertama pada 11 November 2023 ternoda oleh insiden memalukan yang melibatkan arogansi panitia yang disinyalir merupakan oknum pegawai pemerintah daerah Papua Selatan.


Acara jalan sehat, yang dibarengi dengan pemeriksaan kesehatan, dan kegiatan bakti sosial berubah menjadi drama intimidasi dan pamer kewenangan oleh sejumlah panitia penyelenggara kegiatan yang disinyalir merupakan pegawai Pemda Provinsi Papua Selatan.

Peserta yang antusias untuk mengambil kupon doorprize harus menghadapi teriakan keras dari oknum panitia. Suara menakutkan menggelegar, memaksa peserta untuk berbaris dengan ancaman berhenti acara jika tidak taat pada perintah.

“Suasana mulai tidak enak saat kita akan mengambil kupon Doorprize, ada suara teriakan dari Bapak-Bapak yang merupakan panitia kegiatan, menyuruh para peserta yang hadir untuk berbaris tapi pakai suara bentak-bentak, BARIS YANG RAPI!!, JIKA TIDAK SAYA KASIH BERHENTI ACARA PENARIKAN HADIAH INI!!”. Ucap salah seorang peserta menirukan kalimat dari oknum yang diduga pegawai di lingkup Prov PPS yang menjadi panitia jalan sehat HUT PPS yang ke 1.

Arogansi ini mencapai puncaknya ketika seorang ibu-ibu yang diduga sebagai panitia secara terbuka menantang otoritas MC profesional selama acara undian. Teriakan kasar dan pengaturan yang tidak sopan membuat suasana acara semakin mencekam, karena aksinya dilakukan dengan menggunakan microfon.

“Jadi pas mau penarikan undian, ada ibu-ibu sepertinya panitia tiba-tiba kayak gak sopan gitu, teriak-teriak pakai microfon kayak mau atur-atur MC. Terus MC nya gak gubris, eh si ibu malah teriak pakai microfon dengan nada kasar seperti bentak-bentak MC, pokoknya gak profesional sekali, karena teriaknya pakai microfon, suaranya marah-marahnya masuk di speaker besar sekali, semua peserta kaget.” Ujarnya.

Masyarakat yang hadir merasa tidak nyaman dengan kekacauan ini, sebagian mencoba dengan sorakan melawan arogansi yang dilakukan oleh panitia HUT ke 1 PPS yang diduga sebagai pegawai pemerintah Provinsi Papua Selatan.

Akibat ketidak profesionalan Panitia penyelenggara Perayaan HUT Provinsi Papua Selatan yang seharusnya meriah dan sakral malah berubah menjadi parodi kekuasaan para pejabat yang ingin memamerkan dominasi mereka di depan masyarakat yang seharusnya berpartisipasi.

Skandal ini menunjukkan bahwa acara yang seharusnya menyatukan masyarakat justru dibayangi oleh tindakan yang tidak etis dan kehilangan esensi perayaan HUT Daerah Otonomi Baru Provinsi Papua Selatan.