Integrasi Keilmuan Antara Sains Dan Teknologi Dengan Agama (Suatu Konsepsi Dalam Upaya Mengikis Dikotomi Ilmu)

Ilustrasi Forum LK III HMI
Ilustrasi Forum LK III HMI

Dalam perkembangan dunia keilmuan, titik nol berkembang menjadi istilah titik tunggal atau disebut juga dengan asas tunggal dunia ilmu. Asas tunggal dunia ilmu mencakup semua ilmu pengetahuan, yang dimaksud adalah ilmu ekonomi, sosial, politik, bahasa, sastra, agama dan lain sebagainnya. Tidak ada dikotomisasi dalam ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama, semuanya berasal dari Tuhan semesta alam.


Objek kajian sains dan Islam pada dasarnya menggabungkan bagian-bagian yang terpisah dalam satu kesatuan. Dalam terminologi lain, integrasi diartikan utuh atau menyeluruh. Integrasi juga bukan hanya sekedar menggabungkan pengetahuan sains dan agama atau memberi batasan norma kehidupan. Lebih dari itu, Integrasi adalah usaha dalam mempertemukan cara pandang, cara berpikir, dan bertindak antara sains, teknologi dan islam.

Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam  yang  diperoleh sebagai  konsensus  para  pakar,  melalui  penyimpulan  secara rasional mengenai  hasil-hasil  analisis  yang  kritis  terhadap  data pengukuran  yang  diperoleh dari   observasi   pada   gejala-gejala alam. Sedangkan   teknologi   adalah   himpunan pengetahuan manusia  tentang  proses-proses  pemanfaatan  alam  yang diperoleh  dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis.

Pandangan Islam  terhadap sains  dan teknologi adalah  bahwa  Islam  tidak pernah  mengekang  umatnya  untuk  maju  dan  modern. Peradaban Islam memiliki ciri-ciri  yang  menonjol  yaitu  rasa  ingin  tahu  yang  bersifat  ilmiah  dan  penyelidikan penyelidikan   ilmiah   yang   sistematis. Islam   sangat   mendukung   umatnya   untuk melakukan   penelitian   dalam   bidang   apapun,   termasuk   sains   dan   teknologi. 

Masyarakat  modern  telah  berhasil  mengembangkan  sains  dan  teknologi  canggih untuk  mengatasi  berbagai  masalah  kehidupannya,  namun  disisi  lain  sains  dan teknologi  canggih  tersebut  tidak  mampu  menumbuhkan  moralitas  (akhlak)  yang mulia. Gagasan  Islamisasi sains  dan teknologi bertujuan agar  sains  dan  teknologi dapat membawa kesejahteraan bagi umat manusia. Epistemologi Islam tersebut pada hakikatnya  menghendaki,  bahwa  sains  dan  teknologi  harus  mengakui  adanya  nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Manusia  yang  beriman  dan  bertaqwa  akan  memanfaatkan  kemajuan  sains dan teknologi, menjaga, memelihara, melestarikan, keberlangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk kerusakan di bumi. Pada dasar nya sains dan  teknologi  dalam  Islam  di  arahkan  untuk  meningkatkan  kualitas  kemanusiaan. Sains dan teknologi merupakan alat atau media bukan tujuan. Untuk itu diperlukan upaya untuk  menyertakan  nilai-nilai  ke  dalam  sains  dan  teknologi  yang  disebut dengan  Islamisasi  ilmu  pengetahuan.

Penulis : Hadi Y. Sabuku