Matching Fund Unmus dan DPMK Berkolaborasi Mendampingi Masyarakat Lokal Dalam Pelatihan Pembuatan Bakso Berbahan Baku Sagu dan Ikan Gastor

Setelah menyerahkan alat pemarut sagu di Kampung Zanegi dan Kaliki, serta alat pengayak sagu di Kampung Tambat, Kepala Bidang Pemberdayaan yaitu Bapak Abraham Koibur, S.Sos.M.AP bersama tim Matching Fund dari Musamus yang diketuai oleh Dr. Yus Witdarko, MT menyampaikan bahwa akan lebih komplit apabila kegiatan berikutnya ditindak lanjuti dengan pelatihan-pelatihan seperti pembuatan bakso, mie maupun aneka lainya yang berbahan baku sagu dan ikan gastor.


Kenapa demikian, karena kedua komoditi ini adalah kekayaan yang dimiliki oleh daerah ini, dimana sagu dan ikan gastor banyak dijumpai dan sangat melimpah.

Selain itu, program ini juga sejalan dengan program DPMK yang sering digaungkan oleh bapak kadis DPMK yaitu Drs. Daud S Hollenger, M.Pd melalui program pemberdayaan guna peningkatan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan produk-produk lokal.

Tak lupa juga, DPMK menyampaikan kepada pihak Matching Fund yang sudah mendanai tim Musamus untuk selalu mendukung dan menggali potensi yang dimiliki oleh namek-namuk masyarakat lokal untuk selalu berbuat ditanhanya sendiri.

Selanjutnya, pelatihan pembuatan bakso dilaksanakan di Universitas Musamus tepatnya di Laboratorium Teknik Pertanian dengan durasi waktu selama 1 hari dimulai dari pukul 09.00-16.00 WIT.

Pelatihan ini diikuti oleh masing-masing keterwakilan dari Kampung Zanegi, Tambat dan Kaliki didampingi oleh Tim dari Musamus dan para mahasiswa yang sudah terlatih dalam pembuatan bakso.

Tidak hanya pelatihan pembuatan bakso, masyarakat dari ke tiga kampung ini juga dilatih untuk membuat kemasan bakso dengan tujuan agar nanti masyarakat bisa berbuat sendiri sampai pada pada pengemasan produk.

Pembuatan Bakso dipandu oleh ibu Dr. Mega Ayu Yusuf, M.Si sedangkan pembuatan kemasan dimotori oleh ibu Nina Maksimiliana Ginti, S.P.,M.P.

Ketua tim Yus Witdarko, menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan bakso dan pelatihan pengemasan produk adalah solusi yang tepat bagi masyarakat lokal untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki baik potensi SDA maupun SDM guna meningkatakan ekonomi keluarga.

Sambungnya lagi, pembuatan bakso yang berbahan baku sagu dan ikan gastor selanjutnya akan di HKI kan guna meningkatkan hak kepemilikan dari Musamus.

Ucapan sukur yang diungkapkan oleh ke tiga kepala kampung terhadap Matching Fund, DPMK, Musamus karena sudah dijadikan sebagai sasaran program dan akan ditindaklanjuti dikampung saat kembali nantinya.

Tidak hanya sampai disitu, bahkan kepala kampung akan menganggarkan kegiatan pemberdayaan seperti pembuatan bakso dan kemasan nantinya sebagai bentuk pemberdayaan terhadap masyarakat dan nantinya setiap kampung dapat menjadikanya sebagai ikon. Kegiatan ini sangat positif dan kami banyak berterima kasih, ujarnya.