Rusia dan Ukraina menyatakan perang dengan kekuatan penuh. Hal ini pertanda buruk bagi dunia di awal tahun 2022.
- Rombak Formasi, Golkar Rotasi 7 Anggota Komisi XIAnggota KomisinXI
- Analisa Pertahanan Lokasi IKN Baru Versi Nuning Kertopati
- Rakornas di Bandung Dihadiri Ribuan Kader, Dari Papua, Hanura Optimis Menang Pemilu 2024
Baca Juga
Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono berpendapat krisis Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia di bidang penguatan pertahanan.
“Harus menjadi perhatian. Sehingga pemerintah saya rasa ini adalah kesempatan untuk pemerintah agar lebih meningkatkan investasinya di bidang pertahanan,” kata Dave Laksono kepada wartawan, Jumat (25/2).
Dia menambahkan pemerintah Indonesia perlu memperkuat alat pertahanan dalam negeri dari mulai prajurit hingga alutsista untuk mempersiapkan diri menghadapi dampak perang Rusia dan Ukraina.
“Apakah itu jumlah prajuritnya, modernisasi peralatan, dan juga meningkatkan sumber daya prajurit kita dengan pelatihan, menjalin kerja sama militer dengan negara-negara lain, dan memastikan tidak ada, jangan sampai ada kebocoran dengan kedaulatan kita,” ujarnya. Diberitakan oleh Kantor Berita RMOL
Dave menambahkan selama ini anggaran militer RI trennya memang meningkat, akan tetapi jika dilihat dari kebutuhan dan kondisi dunia saat ini, pertahanan RI masih jauh dari kriteria memadai.
“Misalnya, jumlah pesawat tempur kita, kapal tempur kita, peralatan tempur kita, sistem komunikasi kita, satelit kita, itu masih jauh dari kemampuan yang memadai, hal inilah yang harus menjadi perhatian dari pemerintah; memastikan bahwa militer kita itu sanggup dan siaga untuk menghadapi segala macam ancaman. Kita juga harus melihat ke depan soal pengembangan teknologi militer kita,” tegasnya.
Dalam konteks Krisis Rusia-Ukraina, Dave menekankan Indonesia juga memiliki tanggungjawab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia untuk terus menyuarakan agar agresi militer dihentikan dan mengembalikan kedaulatan rakyat Ukraina.
Selain itu, bagi Dave, Indonesia juga harus menggunakan forum-forum internasional dengan jalur diplomasi agar pertempuran Rusia-Ukraina bisa segera selesai.
“Indonesia juga harus mawas diri kita harus lihat akankah ada negara lain yang bisa melakukan hal yang sama,”demikian Dave.
Diketahui, berdasarkan Global Fire Power (GFP) 2021 daftar militer terkuat dunia, Indonesia menempati urutan 16, dan di ASEAN Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat. AS, China, Rusia masih menempati tiga besar militer terkuat dunia.
Tahun 2021 belanja militer Indonesia 6,9 miliar dolar AS atau setara Rp98 triliun. Namun, ini masih di bawah Singapura yaitu 9,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp135 triliun.
- Raih Suara Terbanyak Versi Hitung Cepat, Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Wakil PM Australia
- Dukung Anies, Nasdem Tak Bisa Mundur Lagi
- Buka Rakerda Sumut, Ketum JMSI Pukul Gong Lima Kali