Polemik antara Yayasan Bukit Tabor (YPPKK Moria) Sorong dan Yayasan Pendidikan Kristen Pisga (YPKP) Moria Sorong yang saling klaim anak didik SD, SMP dan SMA belum ada kejelasannya.
- GMKI: Pebisnis Gojek dan Grab, Bantulah Negara!
- PT Agriprima Cipta Persada Gelar Konsultasi Publik Penilaian NKT, SKT, dan PDS di Merauke
- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MERAUKE TINJAU PEMBANGUNAN SD NEGERI KIGORUN OLEH PT. BERKAT CIPTA ABADI
Baca Juga
Menurut, Kepala Sekolah Dasar Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Kerohanian Kristen (SD YPPKK) Moria Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Yusak Lala'ar mengatakan sebagai pucuk pimpinan SD YPPKK Moria, rapot pendidikan bukan hanya murid kelas 6, tetapi terjadi juga untuk kelas yang berada dibawahnya yakni kelas 1-5 yang menggunakan model rapot yang sama.
“ Sedangkan YPKP Moria baru ada tanggal 29 Agustus 2024 sementara di rapot ditandatangani tanggal 15 Juni 2024. Ditanggal 15 Juni 2024 YPKP Moria belum ada kok mereka bisa tandatangan rapot ini,” kata Yusak Lala'ar, Rabu, 13 November 2024.
Menurut Kuasa Hukum Yayasan Bukit Tabor, Kasman Sangaji menjelaskan kelas l kepada seluruh wali murid kelas 2 sampai kelas 5 SD YPPKK Moria, kelas 8 sampai kelas 9 untuk SMP dan kelas 11 sampai kelas 12.
Untuk SMA agar menyekolahkan anaknya pada Yayasan Pendidikan Bukit Tabor yang memiliki legalitas hukum penyelenggara pendidikan yang jelas, sementara Yayasan Pendidikan Kristen Pisga belum memiliki siswa-siswi karena baru terdaftar pada bulan Agustus 2024 lalu.
Ia menjelaskan YPKP Moria yang berada dibawah Yayasan Kristen Pisga itu belum memiliki siswa sehingga kami sampaikan anak bapak ibu segera masuk sekolah di YPPKK Moria dibawa naungan Yayasan Bukit Tabor yang saat ini melakukan aktivitas sekolah di gedung Universitas Victory Sorong.
"Mulai saat ini kami mohon kepada bapak ibu semuanya agar kembali menyekolahkan anaknya di YPPKK Moria," kata kata Kasman Sangaji.
Kasman Sangaji menegaskan Yayasan Bukit Tabor tidak mau bertanggung jawab terhadap semua legalitas yang dibutuhkan oleh bapak ibu atau pun wali murid nantinya ketika membutuhkan tandatangan status siswa yang terdaftar di yayasan lain.
Kasman Sangaji menambahkan Yayasan Bukit Tabor selaku pengelola SD, SMP dan SMA YPPKK Moria saat ini masih aktif dan menjalankan proses belajar mengajar menggunakan gedung milik Universitas Victory Sorong.
“ Kami tetap aktif mengajar siswa-siswi yang terdaftar dan terdata dalam dokumen kami,” kata dia.
Kasman Sangaji mengajak agar orang tua atau wali murid jangan sampai terprovokasi atau dihasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab atau orang yang tidak memahami kedudukan persoalan yang bapak ibu ketahui selama ini.
Ia menegaskan bahwa antara Yayasan Pendidikan Kristen Pisga dan YPPKK Moria tidak perna terlibat hukum dengan persoalan apapun dan dengan siapapun.
Untuk itu, Lanjut, Kasman Sangaji, kalau saat ini orang dan wali murid perintahkan anak-anak untuk sekolah atau mengikuti proses belajar mengajar pada Yayasan Kristen Pisga YPKP Moria maka itu bukan sekolah yang ditunjuk dan tidak terafiliasi dengan Yayasan Bukit Tabor.
Sementara itu, Yayasan Bukit Tabor, Hizkia Blesia, menghimbau kepada seluruh orang tua murid agar menyimak secara baik dan sadar mengenai status Yayasan Bukit Tabor sehingga tidak menyulitkan anaknya terkait okumen pendidikan setelah lulus sekolah.
- Tumbuhkan Rasa Nasionalisme, Prajurit Habema Ajari Anak-anak Bombam Lagu-lagu Kebangsaan
- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MERAUKE TERKEJUT DAN BANGGA: PEMBANGUNAN SD NEGERI KIGORUN OLEH PT. BERKAT CIPTA ABADI
- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MERAUKE TINJAU PEMBANGUNAN SD NEGERI KIGORUN OLEH PT. BERKAT CIPTA ABADI