Tanpa Alasan Jelas, KKB Papua Tembak Warga Sipil Dari Jarak 2 Meter

Ilustrasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua/Ist
Ilustrasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua/Ist

Aksi kekerasan kembali dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Kali ini mereka menembak seorang warga sipil, Ramli (32) di Kampung Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (8/2).


Korban penembakan merupakan warga pendatang asal Makassar, yang sehari-hari berdagang di kampung Bilorai.

Menurut keterangan istri korban, Musdalifah (26), suaminya ditembak dari jarak 2 meter menggunakan pistol dan tepat mengenai pipi serta tembus ke bahu saat berjualan di warungnya sekitar pukul 17.10 WIT. Setelah melakukan aksinya, pelaku melarikan diri.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, membenarkan terjadinya insiden tersebut. Dia juga mengatakan, korban selamat dan kondisinya kini sudah stabil.

“Direncanakan hari ini, Selasa (9/2), korban akan dievakuasi menggunakan pesawat dari Bandara Bilorai menuju rumah sakit di Timika guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” ujar Ahmad Musthofa Kamal, Selasa (9/2).

Hingga saat ini masih belum diketahui identitas dan motif pelaku penembakan. Terlebih lagi, korban tidak mengenal pelaku yang saat itu seolah hendak membeli di warungnya.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, juga membenarkan kejadian tersebut. Ia menduga pelaku terkait erat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah tersebut.

“Nanti akan didalami oleh rekan Polri untuk proses selanjutnya. Kejadian ini menambah panjang rentetan aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di Intan Jaya,” ungkapnya.

Pada 30 Januari 2021, KKB juga telah membunuh satu orang warga sipil bernama Boni Bagau di sekitar perbatasan Distrik Sugapa - Distrik Homeyo, Intan Jaya.

Boni ditembak karena dituduh menjadi mata-mata TNI dan Polri.

Selain aksi teror kepada warga sipil dan aparat keamanan, KKB juga mengintimidasi pejabat Pemda setempat untuk mendapatkan uang. Hal ini dikemukakan Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, pada Senin kemarin (8/2).

Natalis mengatakan, dirinya dan seluruh PNS sering didatangi KKB untuk meminta bantuan. Permintaan ini harus dipenuhi jika tak ingin mengalami teror.

“Bukan saya sendiri, seluruh PNS terutama putra daerah jarang ada di tempat, karena mereka dapat ancaman. KKB minta bantuan uang atau makanan. Kalau tidak dikasih, malam-malam walau dingin dan hujan mereka bisa menuju ke rumah dengan senjata lengkap,” paparnya.